-
Trotoar impian
Rindang pepohonan membuat terik matahari siang itu tak terasa. Sejuk dengan angin sepoi-sepoi. Saya bergegas menuju gerbang University Village (Kampung Universitas), komplek perumahan kampus UCLA yang sangat nyaman tempat saya dua tahun ini tinggal. Setiap hari saya melalu jalan ini. Dan setiap hari juga saya menikmati indahnya rimbun pepohonon, bunga mekar dalam semburat sinar mentari dan tupai-tupai yang loncat lincah di dahan pepohonan. Trotoar ini persis di samping apartemen tempat saya tinggal. Jalannya dibuat lurus seperi penggaris, membentang sepanjang jalan Sepulveda. Setiap pagi para mahasiswa bergegas atau berlalu dengan tergesa mengejar bus ke arah kampus. Setiap sore banyak mahasiswa berolah raga lari. Kebetulan siang itu saya kembali…
-
A Blessing in Disguise: Parmin Penjual Mi Ayam
Kalau anda pernah tinggal di New York, Los Angeles, Leiden, Toronto, atau Melbourne, saat malam dingin dan sedikit lapar, yang terbayang adalah suara tukang skuteng yang lewat membawa aroma jahe hangat. Atau ketika kembali dari kampus dan berhenti di halte perempatan dekat apartemen, yang terbayang adalah tukang gorengan langganan di simpang Pesanggrahan dekat kampus UIN Ciputat. Untuk kita yang tinggal di Jakarta, telinga kita telah terlatih dengan aneka rupa suara dalam interval waktu, penanda jenis makanan tertentu. Pagi hari suara ‘teng-teng-teng’ adalah bubur ayam, lontong sayur atau ketoprak. Jam 8-9 pagi abang sayur berteriak memanggil ibu-ibu yang segera berhamburan atau membalas teriakan memanggil si Abang dari jauh.…