-
Setelah Dua Bulan ‘Jualan Saham.’
Sekitar tiga bulan lalu, ketika saya pulang kampung ke rumah orang tua, saya penasaran dengan adik saya yang sering sibuk memainkan jari-jarinya di HP. Ia tidak sedang membaca berita. Yang dilihatnya seperti grafik, harga dan angaka-angka. “Main saham, A,” jawabnya ketika saya bertanya. Ketika itu saya belum terlalu tertarik. Saya malah menasihatinya agar berhati-hati. Suara-suara sumbang tentang kawan yang rugi dan boncos bermain saham sekonyong-konyong muncul. Sudah lama saya mendengar “main saham.” Tapi saya tidak pernah memeriksa dengan seksama informasi-informasi itu. Yang ada hanya kecurigaan dan anggapan buruk: hanya akan membuang-buan uang kita. Adik saya menjelaskan sedikit kenapa berinvestasi atau ‘jualan’ saham itu aman. Kata adik saya,…
-
Apakah Masih Perlu ‘Ruang Tamu’?
Ketika kecil, saya selalu dilarang Abah untuk terlalu lama duduk atau main di ruang itu. Ruangan itu sedikit terpisah lorong pendek dari ruangan lain di rumah kami. Kursi dan mejanya selalu rapih. Beberapa figura terpajang di dinding. Lemari kecil berisi pernak-pernik berada di sudut ruangan. Sementara itu, kursi di ruang lain lebih jelek dan sudah sedikit kusam. Ruangan juga tidak serapih ruangan tadi. Ketika melarang saya terlalu lama duduk-dukuk dan bermain di ruang itu, Abah selalu bilang: “Takut ada tamu, malu kalau berantakan.” Ruang itu, ruang yang selalu lebih rapih dan dengan furnitur yang lebih bagus, disebut ‘ruang tamu.’ Abah tidak sendiri. Hampir semua rumah-rumah di kampung,…